Hatiku Sudah Sirna (Cerpen)
My Heart Has Been Destroyed

Cerita ini mengisahkan seorang laki-laki yang mencintai perempuan sejak SMA. Namanya Denny, ia duduk di bangku SMA kelas 11. Setiap istirahat ia selalu pergi ke kantin berharap perempuan yang dia suka berada disitu, yaitu Fanny dan temannya Eva. Eva adalah teman SMP Denny dan saat ini Denny dengan Eva satu kelas.
Denny memandangnya tanpa bekedip sama sekali lalu dari belakang ada yang menepuk bahu Denny, ia terkejut
“Lu kenapa Denn serius amat liatnya!” kata Andrey teman sekelasnya
Denny menjawab, “Gak kok gue gak apa apa hehe”
“Lah lu suka kan sama si Fanny?” tanya Andrey
“Kepo lu Ndrey, dah kita masuk ke kelas mau bel nih”
Saat di kelas Denny bercerita ke Andrey, kalau dia suka sama Fanny. Dan ternyata setelah bercerita dengan Andrey, Fanny itu teman SMP nya. Setelah beberapa hari Denny menanyakan ke Eva kalau dia ingin meminta ID Linenya. Setalah dikasih ia langsung memulai percakapan melalui Line, melakukan gombalan rayuan agar memikat hati Fanny. Sebagai teman Eva dan Andrey juga ikut membantu Denny untuk mendapatkan hati Fanny.
Singkat cerita Denny dan Fanny telah berpacaran. Sesampainya naik ke kelas 12 mereka masih berpacaran, meski tidak satu kelas lagi keduanya masih berhubungan satu sama lain. Tryout demi try out telah dilalui, sebagai seorang laki laki tentunya Denny tidak mau kalah jika nilai prestasinya dibawah Fanny.
Pada suatu malam Denny dan Andrey ingin meminjam buku Matematika di rumah Fanny, karena lusa harus sudah dikumpulkan. Sesampainya tiba di rumah Fanny.
Denny berkata, “Ndrey lu sana yang panggil si Fanny!”
“Lah lu ngapain nyuruh gue, lu kan cowoknya,” bantah Andrey
“Oke oke, Fanny… Fanny…” teriak Denny dengan lantang.
Tak lama kemudian Fanny keluar dari rumahnya,
“Kenapa Denn, Ndrey kok tumben dateng kesini?” tanya Fanny
“Jadi gini Fann, kami mau pinjam buku matematikamu yang tugas dari lks itu, boleh kan Fann?” tanya Denny sambil meringis
“Ooh yang itu, sebentar ya Denn tak ambil dulu”
“Iya Fann, santai aja” jawab Denny
Fanny menuju ke dalam rumah mengambil buku itu
“Biasa aja dong Denn liatnya!” kata Andrey
“Yaelah gue biasa aja hufftt…”
Fanny keluar membawa buku matematikanya
“Ini Denn bukunya, jangan lupa dikembaliin dan jangan sampe ilang ya!” tegasnya
“Siapp bosskuu, tak bawa dulu ya”
Kemudian Denny dan Andrey pulang ke rumah masing masing. Denny tampak senang telah bertemu do’i di rumahnya. Keduanya saling mencintai satu sama lain. Hingga tiba saatnya Ujian Nasional (UN) merekapun tetap fokus untuk mendapatkan nilai yang terbaik, sampai sampai komunikasi keduannya berhenti beberapa hari.
Setiap pulang sekolah Denny selalu mengantar Fanny menuju ke rumahnya. Suatu saat Ibu Fanny menanyakan kepada Fanny.
“Fann itu siapa, kok tiap hari nganterin kamu pulang terus?” tanya Ibu Fanny sambil sedikit curiga
Sebelumnya Fanny orangnya tertutup dan tidak diperbolehkan pacaran oleh kedua orangtua, ia berpacaran dengan Denny dengan cara diam diam tanpa diketahui oleh orangtua mereka.
Fanny menjawab, “Enggak kok bu itu cuma temenaku”
“Ya sudah kalo begitu sana ganti baju terus shalat Ashar”
Sebentar lagi masa-masa SMA akan selesai, dan akhirnya pengumuman kelulusan telah diumumkan. Denny, Andrey, Eva dan Fanny telah dinyatakan lulus.
Fanny memikirkan setelah lulus, dirinya akan menuju kemana untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi, ia ingin bersekolah di PTN kota Semarang tempat kelahirannya. Sementara itu Denny ingin melanjutkan sekolah kedinasan yang ada di Jakarta seperti kakaknya.
Keduanya telah menentukan tujuan hidupnya setelah SMA, akan tetapi Fanny sepertinya keberatan jika dirinya menjalin hubungan jarak jauh atau LDR (Long Distance Relasionship). Tiap orang berbeda beda ada yang bisa menjalin hubungan jarak jauh dan ada juga yang tidak sanggup. Sementara itu kedua orangtua Fanny menyuruhnya untuk tidak berpacaran dahulu.
Singkat cerita mereka telah diterima di PTN yang mereka inginkan. Keesokannya sehari setelah pengumuman penerimaan mahasiswa baru, Denny dan Fanny berjanjian akan makan malam bersama di Cafe yang biasa mereka datangi. Fanny ingin menceritakan bahwa dirinya tidak sanggup untuk menjalin hubungan jarak jauh ketika kuliah nanti.
Fanny mengatakan, “Denn aku mau cerita sama kamu”
“Iya cerita aja Fann tak dengerin” jawabnya
“Kita sebaiknya putus aja ya Denn. Aku ga bisa kalau kita menjalin hubungan jarak jauh, lagian orangtuaku menyuruh ga usah pacaran dulu. Kita temenan aja ya. Suatu hari nanti kita akan bangga pada diri kita yang bisa mempertahankan hubungan sampai sejauh ini. Susah senang kita lalui bersama meski terhalang jarak, hanya waktulah yang memisahkan kita.” ungkap Fanny
Denny hanya termenung dan suasana seketika hening
“Kamu kenapa Fann, aku salah apa ke kamu, sampai sampainya kamu mengatakan seperti itu ke aku, kita bisa komunikasi lewat WA, telepon atau juga video call. Aku ga terima Fann kamu putusin gitu aja hanya sekedar jarak yang kau permasalahkan, okelah kalau orangtuamu menyuruh seperti itu. Aku kecewa sama kamu Fann.” jawab Denny dengan rasa kecawa berkeluh kesal
“Maaf Denn aku mau fokus kuliah ku dulu, aku ga mau bantah perintah orangtuaku”
Denny menjawab dengan rasa tidak terima, “Yaudah kalu gitu”
“Maaf ya Denn, aku mau pulang dulu mau hujan soalnya”
Denny berpikiran ada yang aneh pada dalam diri Fanny.
Setelah sebulan berlalu keduanya tidak sama sekali saling berkomunikasi baik melalui WA maupun telepon, akan tetapi Denny masih menyimpan rasa terhadap Fanny dan sulit untuk melupakan akan kenangan yang telah dilaluinya. Saat itu Denny sedang membuka notifikasi Line, ternyata chat dari Andrey teman SMA nya dulu. Isinya Andrey memberitahu Denny jika Fanny sedang dekat dengan seseorang. Dengan rasa yang curiga kemudian Denny mengecek photo profil Fanny, dan ternyata benar Fanny sedang dekat bersama seseorang atau bahkan telah berpacaran pikir Denny.
Setelah dilihat dengan jelas photo tersebut, ternyata laki laki yang bersama Fanny adalah teman sekelas Denny sendiri sewaktu SMP kelas 9 yaitu Bastian. Denny merasa kesal dan merasa dirinya gagal move on. Bodohnya Denny masih mempunyai rasa terhadap Fanny. Tentunya Fanny tidak tahu jika Bastian adalah teman SMP Denny dulu.
Denny berpikir “Secepat itukah dirinya melupakanku yang dulu bersamaku setiap harinya, susah senang kita hadapi bersama hingga akhirnya engkau berada dipelukannya.”
Ketika libur semester Denny pulang ke kampung halamannya di Kota Semarang. Dihari minggu Denny dan Andrey jalan jalan bersama seperti masa SMA nya dulu. Mereka makan bersama di cafe yang dahulu Denny dan Fanny makan bersama.
“Mau pesen apa Denn gue traktir dah” kata Andrey
“Tumben lu baik Denn, wkekwke… Ngomong ngomong kok tempatnya disini ya”
“Ga kok gue pengen nraktir lu aja, udah lah yang dulu ga usah diinget inget lagi ”
“Waah resek lu Ndrey” jawab Denny
Dari sudut yang berbeda terdapat sepasang cowok dan cewek yang sedang makan bersama. Setelah dilihat dengan jelas, astaga ternyata Fanny dan Bastian sedang makan di tempat itu juga. Tahu seperti itu Andrey berusaha untuk mengalihkan perhatian Denny agar tidak memandang pada tempat tersebut.
“Mbak saya pesan nasi goreng spesial sama jus apel,” kata Fanny dengan lantang memanggil pelayan cafe.
Pandangan Denny langsung menuju ke arah suara itu muncul, ia berpikir seperti mengenal suara tersebut.
“Aduh Denny tahu kalau Fanny lagi disini bersama cowok gimana nih,” batin Andrey
Andrey mengatakan, “Mau kemana Denn udah disini aja”
“Dah lu disini aja gue mau kesana sebentar,” jawab Denny dengan serius
Denny pun menghampiri meja Fanny
“Oooh gitu to sekarang sudah punya cowok yang lain, secepat itukah?” kata Denny dengan kesal
Fanny berkata “Enggak kok ini cuman teman aku, aku sama dia cuma lagi deket aja”
Bastian menyela percakapan keduanya, “Gimana Denn apa kabarnya?”
“Gue baik baik aja. Jangan sok lu Bas, sekarang lu lagi deket sama Fanny atau jangan jangan udah pacaran lu!”
“Iya emang sih gue sama Fanny udah deket kurang lebih 5 bulan, kenapa?” tegas Bastian
Mendengar kalimat tersebut Denny kesal dan mulutnya menggerutu seakan akan amarahnya akan muncul
“Sok banget luh” tegasnya sambil memukul pipi Bastian
Tetapi, Bastian hanya pasrah menerima pukulan itu dan tidak membalasanya. Dia tahu kalau Denny sedang emosi
“Apa apaan lu main pukul segala”
Fanny tiba tiba menyela mereka, “Udah udah ini ditempat umum ga enak sama orang lain, maafin aku Denn aku gabisa terus menerus sendirian, maafin aku”
“Tapi aku masih…”
“Tuh kan udah denger omongan Fanny,” sela Bastian
Kemudian Andrey menarik tangan Denny dan mengajaknya pulang, dengan tergesa gesa dan diluluhi rasa kekecewaan yang amat besar.
“Udah den udah, kita pulang aja!” ujar Andrey
Kemudian mereka membayar struk dikasir, Denny mengendarai motornya menuju rumah. Saat di jalan Denny tidak berkonsentrasi karena rasa kesal, marah dan sedihnya. Akibtnya dia tidak sadar di depannya terdapat kucing yang melintas dengan cepat. Denny pun terjatuh untungnya Andrey yang berada di belakang langsung menolong Denny, Alhamdulillah dia tidak apa-apa hanya sedikit luka ringan di tangannya.
Hari demi hari telah dilalui Denny, ia belajar dari pengalamannya. Bahwa, “Janganlah mencintai sesorang secara berlebihan dan jangan teralalu beraharap jika tidak mau dikecewakan atau bahkan disakiti hatinya. Kamu boleh patah hati tapi jangan tutup hati kamu. Dan patah hati adalah sebuah tantangan dimana kita mau apa setelahnya”
Terima kasih telah membaca cerpen di atas, semoga anda bisa terhibur
Cerpen Karangan: Wahyu Muhlis
Posting Komentar